PENGANTAR PENDIDKAN
TUGAS
PENGANTAR
PENDIDIKAN
DI SUSUN OLEH :
NAMA : MUHAMMAD IQBAL NUR
NIM : 1343042012
KELAS : 02
JURUSAN
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI MAKASSAR
2013/2014
BAB 1
HAKIKAT MANUSIA
DAN
PENGEMBANGANNYA
Dari uraian bab 1 ini , dapat di
simpulkan bahwa sifat hakiki manusia dan segenap dimensinya , hanya dimiliki
oleh manusia saja. Sifat hakiki manusia dapat di artikan sebagai ciri-ciri
karakteristik, yang secara sprinsipiil dapat membedakan manusia dari hewan.
Dan salah satu sifat manusia yang istimewa
adalah menghayati kebahagiaan sesamanya. Tapi kebahagian tidak cukup di
gambarkan hanya sebagai himpunan dari pengalaman-pengalaman yang menyenangkan
saja, tetapi lebih dari itu, kebahagianan merupakan integrasi dari segenap
kesengan, kegembiraan, kepuasan, dan sejenisnya dengan pengalaman-pengalaman
pahit dan penderitaan.
Meskipun diakui bahwa nilai manusia itu ditentukan oleh kualitas
berkembangnya aspek rohaninya seperti pandai, kreatif, berwawasan luas, berpendirian
teguh, bertenggang rasa, dinamis, dan terlalu memandang bagaimna kondisi
fisiknya. Tapi demi ke utuhan
pengembangan, aspek fisik tidak boleh di abaikan. Karna gangguan fisik dapat
berdampak pada kesempurnaan perkembangan rohania.
Tetapi berkat pendidikan maka sifat
hakikat manusia dapat di tumbuh kembangkan secara selaras dan berimbang
sehingga menjadi manusia yang utuh.
BAB 2
PENGERTIAN
DAN
UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN
Pendidikan merupakan hal yang terpenting
dalam kehidupan kita. ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan
berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan. Pendidikan secara umum
mempunyai arti yaitu suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap
individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Sehingga menjadi
seorang yang terdidik itu sangat penting. Pendidikan pertama kali yang kita
dapatkan di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
Pendidkan merupakan wahana penting
untuk membangun mahasiswa. Dan pada akhirnya peserta didik itu suatu saat akan
menjadi sumber daya pembangunan.oleh karena itu, pendidik dalam melaksanakan
tugasnya di harapkan tidak membuat kesalahan-kesalahan dalam mendidik. Karena
bila pendidik salah dalam mendidik maka akan berakibat fatal, karna sasaran
pendidikan adalah manusia.
Pengajaran dan pendidikan dapat di
bedakan tapi tidak dapat dipisahkan.karna pengajaran dan pendidikan dapat
saling mengisi satu sama lain.
Perbedaan ini dapat dilakukan hanya
untuk kepentinganan alisis agar masing-masing dapat di pahami dengan baik.
BAB 3
LANDASAN
DAN
ASAS-ASAS PENDIDIKAN SERTA
PENERAPANNYA
Pendidikan
selalu berkaitan dengan manusia, dan hasilnya tidak segera tampak. Tapi
diperlukan satu generasi untuk melihat hasil akhir dari pendidikan itu.oleh
karnanya , apabila terjadi suatu kekeliriuan yang berdampak kegagalan , maka
akibatnya akan terlambat untukmemperbaikinya.
Landasan Pendidikan diperlukan dalam
dunia pendidikan khususnya di negara kita Indonesia,agar pendidikan yang sedang
berlangsung dinegara kita ini mempunyai pondasi atau pijakan yang sangat kuat
karena pendidikan di setiap negara tidak sama.
Untuk negara kita diperlukan landasan
pendidikan berupa:
1. landasan filosofis
2. landasan sosiologis
3. landasan kultural
4. landasan psikologis
5. landasan ilmiah dan
6. landasan teknologis..
Dan Asas pendidikan merupakan sesuatu
kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan
maupun pelaksanaan pendidikan. Khusu s di Indonesia, terdapat beberapa asas
pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu.
Diantara asas tersebut adalah
1. Asas Tut Wuri Handayani
2. Asas Belajar Sepanjang Hayat dan
3. asas Kemandirian dalam belajar.
BAB 4
PERKIRAAN
DAN
ANTISIPASI TERHADAP MASYARAKAT MASA
DEPAN
Pendidikan akan menyiapkan peserta didik
untuk memasuki masyarakat dimasa depan. keputusan dan tindakan dalam bidang
pendidikan seharusnya berorientasi ke masyarakat masa depan. Agar dapat
memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk berperan
serta dalam kehidupan bermasyarakat.
Dan akhirnya,
melalui pendidikan akan ditetapkan langkah-langkah yang akan dipilih masa kini
sebagai upaya mewujukan aspirasi dan harapan di amsa depan.
Dlam UU-RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 telah ditetapkan antara lain bahwa “pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
Dlam UU-RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 telah ditetapkan antara lain bahwa “pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
Kajian masyarakat masa depan itu semakin
penting jika diingat bahwa pendidikan selalu merupakan penyiapan peserta didik
bagi peranan di masa yang akan datang. Dengan demikian, pendidikan seharusnya
selalu mengantisipasi keadaan masyarakat masa depan. Perubahan keadaan
masyarakat masa depan yang berlangsung dengan cepat mempunyai beberapa
karateristik umum yang dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri masyarakat di masa
depan.
Dan ciri-ciri
masyarakat masa depan yaitu:
1) Kecendrungan globalisasi.
2) Perkembangan IPTEK.
3) Perkembangan arus komunikasi dan informasi
yang semakin
Cepat.
4) Tuntunan layanan professional.
BAB 5
PENGERTIAN, FUNGSI
DAN
JENIS LINGKUNGAN PENDIDIKAN
Dari uraian bab ini dapat di simpulkan
bahwa Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manuia.
Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia
menurut ukuran normatif. Disisi lain proses perkembangan dan pendidikan manusia
tidak hanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam
sistem pendidikan formal ( sekolah ) saja. Manusia selama hidupnya selalu akan
mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkunga
itu sering disebut sebagai tripusat pendidikan. Dengan kata lain proses
perkembangan pendidikan manusia untuk mencapai hasil yang maksimal tidak hanya
tergantung tentang bagaimana sistem pendidikan formal dijalankan. Namun juga
tergantung pada lingkungan pendidikan yang berada diluar lingkungan formal.
Pendidikan
juga adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik scara aktif dapat
mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spritual keagamaan,
emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Lingkungan secara umum diartikan sebagai
kesatuan ruang dengan segala benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk
manusia dan perilakungya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta mehluk hidup lainnya. Lingkungan dibedakan menjadi
lingkungan alam hayati, lingkungan alam non hayati, lingkungan buatan dan
lingkungan sosial.
Jadi,
lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai berbagai faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap praktek pendidikan. Lingkungan pendidikan sebagai berbagai
lingkungan tempat berlangsungnya proses pendidikan, yang merupakan bagian dari
lingkungan sosial.
Jenis Lingkungan Pendidikan dapat Dilihat
dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup di dalam
lingkungan masyarakat tertentu tempat ia mengalami pendidikan. Menurut Ki Hajar
Dewantara lingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga, lingkungan
sekolahan, lingkungan masyarakat, yang disebut tripusat pendidikan atau
lingkungan pendidikan.
1. Keluarga
Keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang karena hubungan searah. Keluarga itu dapat berbentuk keluarga inti ( ayah, ibu, dan anak ). Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana kehidupan keluarga merupakan tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan individual maupun pendidikan sosial.
Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh adn berkembang dengan baik.
Pendidikan keluarga berfungsi:
• Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak
• Menjamin kehidupan emosional anak
• Menanamkan dasar pendidikan moral
• Memberikan dasar pendidikan sosial.
• Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.
1. Keluarga
Keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang karena hubungan searah. Keluarga itu dapat berbentuk keluarga inti ( ayah, ibu, dan anak ). Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana kehidupan keluarga merupakan tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan individual maupun pendidikan sosial.
Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh adn berkembang dengan baik.
Pendidikan keluarga berfungsi:
• Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak
• Menjamin kehidupan emosional anak
• Menanamkan dasar pendidikan moral
• Memberikan dasar pendidikan sosial.
• Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.
2.Sekolah
Tidak
semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama
dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu
anak dikirimkan ke sekolah-sekolah formal.
Sekolah
merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan.
Semakin maju suatu masyarakat semakin penting peran sekolah dalam mempersiapkan
generasi muda sebelum masuk dalam proses pembangunan masyarakat.
Sekolah
bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan kepadanya.
Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan,
diantaranya sebagai berikut;
1) Sekolah
membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan
budi pekerti yang baik.
2) Sekolah memberikan pendidikan untuk
kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah.3) Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.
4) Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan benar atau salah, dan sebagainya.
Suatu alternatif yang mungkin dilakukan sesuai situasi dan kondisi sekolah antara lain :
1) Pengajaran yang mendidik.
2) Peningkatan dan pemantapan pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan (BP) di sekolah.
3) Pengembangan perpustakaan sekolah menjadi suatu pusat/sumber belajar (PSB).
4) Peningkatan dan pemantapan program pengelolaan sekolah.
3. Masyarakat
Dalam
konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan di luar lingkungan keluarga
dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah dimulai
beberapa waktu ketika anak-anak telah lepas dari asuhan keluarga dan berada di
luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan
tersebut tampaknya lebih luas.Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang
dalam masyarakat banyak sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentukan
kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertian-pengertian (pengetahuan), sikap dan
minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan. Kaitan antara masyarakat
dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga sisi, yaitu :
1) Masyarakat sebagai
penyelenggara pendidikan.2) Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan/atau kelompok sosial di masyarakat.
3) Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar baik yang dirancang (by design),maupun yang dimanfaatkan (utility).
BAB 6
ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
Dalam bab ini dapat uraikan bahwa pemikiran tentang
pendidikan sajak dulu, kini, dan masa yang akan datang terus berkembang. Hasil
dari pemikiran itu di sebut aliran atau garakan baru dalam pendidikan.
Aliran-aliran pendidikan telah
dimaulai sejak awal hidup manusia, karena setiap kelompok manusia selalu
dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang
lebih baik dari orang tuanya. Di dalm kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan,
pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimulai dari zaman Yunani kuno
sampai kini. Oleh karena itu bahasan tersebut hanya dibatasi pada beberapa rumpun aliran klasik, pengaruhnya sampai
saat ini dan dua tonggak penting pendidikan di Indonesia.
A. ALIRAN KLASIK DAN GERAKAN BARU
DALAM PENDIDIKAN
Aliran-aliran
klasik yang dimaksud adalah aliran empirisme, nativisme, naturalisme, dan
konvergensi. Sampai saat ini aliran aliran tersebut masih sering digunakan
walaupun dengan pengembangan-pengembangan yang disesuaikan dengan perkembangan
zaman.
1. Aliran-aliran Klasik dalam Pendidikan
dan Pengaruhnya Terhadap Pemikiran Pendidikan di Indonesia.
a. Aliran Empirisme
Aliran
empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulsi eksternal
dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan manusia, dan
menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan
pembawaan tidak dipentingkan. Pengalaman yang diproleh anak dalam kehidupan
sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan.
Stimulasi ini berasal dari alm bebaqs ataupun diciptakan oleh orang dewasa
dalam bentuk pendidikan. Tokoh perintisnya adalah John Locke.
b. Aliran Nativisme
Aliran
Nativisme bertolak dari Leinitzian Tradition yang menekankan kemampuan dalam
diri anak, sehingga faktor lingkungan termasuk faktor pendidikan, kurang
berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil prkembangan tersebut ditentukan
oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak kelahiran. Lingkungan kurang
berpengaruh terhadap dan pendidikan anak.
c. Aliran Naturalisme
Aliran ini
dipelopori oleh J.J Rosseau. Rosseau berpendapat bahwa semua anak baru
dilahirkan mempunyai pembawaan BAIK. Pembawaan baik akan menjadi rusak karena
dipengaruhi lingkungan. Pendidikan yang diberikan orang dewasa malah dapat
merusak pembawaan baik anak itu.
d. Aliran Konvergensi
Aliran
Konvergensi dipelopori oleh Wlliam Stern, ia berpedapat bahwa seorang anak
dilahirkan di dumia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk.
Proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama
sama mempunyai peranan sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak
akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan sesuai untuk
perkembangan anak itu.
e. Pengaruh Aliran Klasik terhadap
Pemikiran dan Praktek Pendidikan di Indonesia
Di indonesia
telah di terapkan berbagai aliran-aliran pendidikan, penerimaan tersebut
dilakukan dengan pendekatan efektif fungsional yakni diterima sesuai kebutuhan,
namun ditempatkan dalam latar pandangan yang konvergensi.
2. Gerakan Baru Pendidikan dan
Pengaruhnya terhadap Pelaksanaan di Indonesia
a. Pengajaran Alam Sekitar
Gerakan
pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam
sekitar,perintis gerakan ini adalah Fr. A. Finger di Jerman dengan heimatkunde,
dan J. Ligthart di Belanda dengan Het Voll Leven.
b. Pengajaran Pusat Perhatian
Pengajaran
pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat Decroly dari Belgia dengan pengajaran
melalui pusat-pusat minat, disamping pendapatnya tentang pengajaran global.
Decroly menyumbangkan dua pendapat yang sangat berguna bagi
pendidikan dan pengajaran, yaitu:Metode Global dan Centre d’interet.
c. Sekolah Kerja
Gerakan sekolah
kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-pandangan yang
mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan. J.A. Comenius menekankan
agar pendidikan mengembangkan pikiran, ingatan, bahasa, dan tangan. J.H.
Pestalozzi mengajarkan bermacam-macam mata pelajaran pertukaran di sekolahnya.
d. Pengajaran Proyek
Pengajaran
proyek biasa pula digunakan sebagai salah satu metode mengajar di Indonesia,
antara lain dengan nam pengajaran proyek, pengajaran unit, dan sebagainya. Yang
perlu ditekankan bahwa pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk
memandang dan memecahkan persoalan secara konprehensif. Pendekatan
multidisiplin tersebut makin lama makin penting, utamanya masyarakat maju.
BAB 7
PERMASALAHAN PENDIDIKAN
Dari
uraian bab ini dapat di simpulkan bahwa permasalahan yang dihadapi dunia
pendidikan sangatlah luas dan komleks. Hal ini tentu saja menyarankan bahwa
pemecahan terhadap permasalahan-permasalahan pendidikan tidak bisa dilakukan
secara parsial; yang merupakan pendekatan terpadu. Bagaimanapun,
permasalahan-permasalahan di atas yang belum merupakan daftar lengkap, harus
kita hadapi dengan penuh tanggung jawab. Sebab, jika kita gagal menemukan
solusinya maka kita tidak bisa berharap pendidikan nasional akan mampu bersaing
secara terhormat di era globalisasi dewasa ini.
Sebagai
insan yang berpendidikan, kita tentu masih terus berharap akan datangnya
perubahan fundamental terhadap sistem pendidikan kita. rasa optimis menatap
masa depan wajib terbersit di lubuk hati kita semua, meskipun banyak sekali
problem yang belum terentaskan. Rasa optimis menjadi “kata kunci” (key word)
bagi semua idealisme perubahan itu. Seperti Paulo freire yang telah berhasil
memerdekakan rakyat Brazil dari buta huruf, keterbelakangan, dan kemiskinan. Kita
tidak bisa membayangkan, betapa besar rasa optimis seorang Freire sewaktu
berjuang dengan sekuat tenaga dan pikirannya untuk membebaskan rakyat Brazil
dari buta huruf, keterbelakangan, dan kemiskinan itu.
Meskipun
banyak problem yang dihadapi oleh pendidikan nasional, namun itu semua tidak
boleh menyurutkan semangat kita. Bagaimanapun juga, pendidikan nasional
merupakan investasi bagi masa depan bangsa. Sebab, melalui pendidikan nasional,
masa depan bangsa sedang dirancang sebaik mungkin dengan cara mempersiapkan
Sumber Daya Manusia yang tidak kalah kualitasnya dengan negara-negara lain.
Kita perlu mengingat kembali kata Cicero, “Pekerjaan apakah yang lebih
mulia, atau yang lebih bernilai bagi negara, daripada mengajar generasi yang
sedang tumbuh?”.
Dengan
demikian, sebagai seorang yang berada di dunia pendidikan kita tidak perlulah
merasa putus asa. Ini seperti yang dikatakan oleh Suyanto (2006: ), Sitem
pendidikan nasional sedang beranjak menuju perubahan. Akan tetapi, perubahan
itu jelas tidak bisa dalam sekali waktu yang langsung memperlihatkan hasil
secara maksimal. Sebab, mengelola sistem pendidikan nasional ibarat menanam
modal (investasi) untuk jangka panjang. Tetapi wujud keberhasilannya tidak
seketika. Jika investasi dalam bentuk bisnis jelas akan menghasilkan
untung-rugi secara riil, karena dapat diukur dengan besarnya nominal rupiah.
Namun investasi pendidikan adalah berbentuk kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
yang riil bagi generasi bangsa. Karena tujuan nasional pendidikan kita adalah
untuk membangun mentalitas yang berkarakter
BAB 8
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Dari uraian bab ini dapat di simpulkan bahwa Sistem
pendidikan nasional adalah suatu sistem dalam suatu negara yang mengatur pendidikan yang ada di negaranya agar dapat
mencerdaskan kehidupan bangsa, agar tercipta kesejahteraan umum dalam
masyarakat. Penyelenggaraan sistem pendidikan nasional disusun sedemikian
rupa,meskipun secara garis besar ada persamaan dengan sistem pendidikan
nasional bangsa-bangsa lain, sehingga sesuai dengan kebutuhan akan pendidikan
dari bangsa itu sendiri yang secara geografis, demokrafis, histories, dan
kultural berciri khas.
Jenjang pendidikan diawali dari
jenjang pendidikan dasar yang memberikan dasar yang diperlukan untuk hidup
dalam masyarakat dan berupa prasyarat untuk mengikuti pendidikan menengah. yang
diselenggarakan di SLTA. Pendidikan menengah berfungsi memperluas pendidikan
dasar. Dan mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan
tinggi.
Padasarnya sebuah sIstem pendidikan
dibuat untuk mempermudah pendidikan itu sendiri,Tapi kenyataannya sekarang
sistem yang ada saat ini terkesan ada indikasi sedikit mempersulit keadan.
Indikasi itu muncul bukan hanya karena system pendidikan yang ada saat ini
tidak baik,melainkan oknum-oknum yang menjalankan system tersebut yang
kualitasnya belum merata dan sama baiknya.
Sistem pendidikan Indonesia
yang telah di bangun dari dulu sampai sekarang ini, teryata masih belum mampu
sepenuhnya menjawab kebutuhan dan tantangan global untuk masa yang akan datang,
Program pemerataan dan peningkatan kulitas pendidikan yang selama ini menjadi
focus pembinaan masih menjadi masalah yang menonjol dalam dunia pendidikan di
Indonesia ini.
Sementara itu
jumlah penduduk usia pendidikan dasar yang berada di luar dari sistem
pendidikan nasional ini masih sangatlah banyak jumlahnya, dunia pendidikan kita
masih berhadapan dengan berbagai masalah internal yang mendasar dan bersifat
komplek, selain itu pula bangsa Indonesia ini masih menghadapi sejumlah problematika
yang sifatnya berantai sejak jenjang pendidikan mendasar sampai pendidikan
tinggi.
BAB 9
PENDIDIKAN
DAN
PEMBANGUNAN
Pendidikan dan
pembangunan merupakan garis yang kontinyu yang saling mengisi proses
pendidikan, menempatkan manusia sebagai titik awal, karena pendidikan mempunyai
tugas untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk
pembangunan.
Titik temu dari pendidikan dan pembangunan adalah :
Titik temu dari pendidikan dan pembangunan adalah :
a. Pendidikan
merupakan usaha ke dalam diri manusia sedangkan pembangunan merupakan usaha
keluar dari diri manusia.
b. Pendidikan
memnghasilkan sumber daya tenaga yang menunjang pembangunan dan hasil
pembangunan dapat menunjang pendidikan.
Pendidikan adalah usaha sadar yang ditujukan kepada peserta
didik agar menjadi manusia yang berkepribadian kuat dan utuh serta bermoral
tinggi. Tujuan citra manusia pendidikan adalah terwujudnya citra manusia yang
dapat menjadi sumber daya pembangunan yang manusiawi. Menurut Prof. DR. Slamet
Iman Santoso bahwa tujuan pendidikan menghasilkan manusia yang baik yang
dimanapun dia berada akan memperbaiki lingkungan tersebut.
Jika manusia memiliki
jiwa pembangunan sebagai hasil pembangunan maka diharpkan lingkungannya akan
terbangun dengan baik.
Sumbangan pendidikan
dapat dilihat dari segi sasarannya, lingkungan pendidikannya, jenjengn
pendidikannya, dan sektor kehidupannya.
Secara khusus
sumbangan pendidikan terhadap pembangunan adalah pembangunan atas penyempurnaan
sistem pendidikan itu sendiri.
Sistem pendidikan perlu dibangun agar dapat memenuhi
kebutuhan manusia. Manusia cenderung berupaya untuk mendekatkan dirinya pada
kesempurnaan, untuk itu perlu dilakukan perbaikan-perbaikan, termasuk sistem
pendidikan. Selain itu, pengalaman manusia juga berkembang. Itulah sebabnya
mengapa sistem pendidikan sebagai sarana yang menghantar manusia untuk
menemukan jawaban atas teka teki mengenai dirinya, juga selalu disempurnakan.
Persoalan pendidikan dapat dilihat segaia persoalan nasional
karena pendidikan berhubungan dengan masa depan bangsa. Dan untuk menyongsong
suasana hidup yang makmur dan maju, maka diperlukan sistem pendidikan harus
berubah. Jika tidak, maka pendidikan sebagai an agent of social change (agen
perubahan sosial) tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
PENGANTAR PENDIDKAN
Reviewed by Unknown
on
05.41
Rating:
Tidak ada komentar: